Konsep Berpikir Ulama syi'ah menurut Murtadha Muthahari
Konsep berpikir Ulama Syi’ah
Dikutip dari: Murtadha Muthahari, Persepektif Al-Quran Tentang
Manusia Dan Agama
Mutthahari dan ulama
iran pada umunya dalam kerangka wilayat kefaqihannya, ada karakteristik tipikal
pada diri beliau dan ulama Syî’ah di Iran, kedalaman pengertian tentang
Islam, pengetahuannya tentang filsafat dan sains modern dan
keterlibatannya yang non kompromistis terhadap keyakinan dan ideologi
mereka. Ketiganya bukanlah sesuatu yang terpilih tegas, tetapi berjalin
sistematis. Pengetahuannya tentang sumber pradaban barat membuat mereka menjadi
ideologi yang tangguh, ketiganya terpancar dari kerangka filosofis yang
mereka sebut wîlayat faqîh, yang dapat di fahami sebagai struktur
kepribadian yang menghayati konsep itu,
atau masalah yang segera dapat disepakati dan tidak perlu pembuktian lagi.
Ulama
Iran hidup, berjuang dan berkarya sesuai dengan sistem falsafi atau wîlayat
faqîh. Inilah yang mewarnai karakter mereka dalam tulisan, pidato, dan
perilaku mereka.
Wilâyat
Faqîh, ditegakkan atas beberapa prinsip dasar berikut:
1.
Allah adalah hakim mutlak pengusa tunggal
alam semesta dan segala isinya. Pemilik kedaulatan yang sah. Di dunia boleh
memilih dua hal kepeminpinan Allah dan kepeminpinan selain Allah.
2.
Kepeminpinan manusia (qîyâdah
basyârîyah) yang mewujudkan kepeminpinan Allah di bumi ialah Nabi, setelah Nabi
Muhammada wafat siapa yang akan meneruskan kepeminpinan ilahiyah.
3.
Garis imamah melanjutkakan
garis kenabiayan meminpin umat, yang diperlukan manusia-manusia suci yang faqih
tentang syari’at Islam dan mewarisi
perjuangan Nabi. Dalam hal ini menurut Syi’ah ada 12 imam yang ma’sum, imam
yang ke dua belas sekarang dalam keadaan gaib yang suatu saat nanti akan muncul
sebagai imam Mahdi.
4.
Pada saat imam gaib, kepeminpinan nabawiyah dilanjutkan
oleh Fûqaha, Fûqaha adalah pengganti para imam. Kepada mereka dipercayakan
kepeminpinan (wîlayat) atas umat.
Komentar
Posting Komentar